VOICEINDONESIA.CO, Jakarta – Seorang pemuda asal Sumatera Utara berinisial MZ berhasil digagalkan keberangkatannya oleh Balai Pelayanan dan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Kepulauan Riau saat hendak menyeberang ke Malaysia melalui Pelabuhan SBP Tanjungpinang, Rabu (4/6/2025).
MZ diketahui hendak bekerja sebagai operator judi online (judol) di Kamboja. Pekerjaan ilegal yang kini marak digunakan sebagai kedok praktik tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
Kepala BP3MI Kepri Kombes Pol Imam Riyadi mengungkapkan, korban MZ dijanjikan gaji hingga Rp10 juta per bulan oleh perekrut berinisial R yang berada di Kamboja.
Baca Juga: TNI AL Gagalkan Penyelundupan 11,1 Ton Bawang Bombay
Dalam aksinya, R dibantu seorang kaki tangan lokal berinisial A yang beroperasi di Tanjungpinang.
“Modusnya cukup rapi. R merekrut melalui sambungan telepon dengan iming-iming gaji besar dan menjanjikan proses keberangkatan yang ‘aman’. Namun, semua ini ilegal dan berpotensi membahayakan korban,” ujar Imam dalam keterangan tertulis, Sabtu (7/6/2025).
Rute keberangkatan MZ sudah diatur sejak 25 Mei 2025.
Ia diterbangkan dari Medan ke Batam, lalu menyeberang ke Tanjungpinang sebelum dilanjutkan menuju Malaysia dan akhirnya Kamboja. Namun, tim BP3MI bersama aparat berhasil menggagalkan rencana tersebut.
Saat ini, MZ telah diamankan di Rumah Ramah BP3MI Kepri. Kasusnya tengah didalami oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tanjungpinang. Sementara itu, A—terduga perekrut lokal—akan segera diperiksa.
Baca Juga: BP3MI Riau Cegah CPMI Ilegal ke Singapura
Menteri P2MI Abdul Kadir Karding menilai tawaran kerja seperti ini sebagai bentuk eksploitasi gaya baru yang menyasar anak muda lewat jalur digital. Ia menyerukan agar masyarakat, khususnya calon pekerja migran, tidak mudah tergiur dengan tawaran gaji besar yang tidak masuk akal.
“Admin judol di luar negeri bukan pekerjaan, itu jebakan. Di balik layar, banyak dari mereka yang justru disekap, dipaksa kerja di bawah tekanan, atau bahkan diperdagangkan. Ini sudah jadi salah satu wajah baru dari kejahatan internasional,” tegas Karding.
Ia menekankan pentingnya edukasi digital dan jalur legal keberangkatan kerja ke luar negeri, mengingat sindikat kejahatan siber terus memodifikasi modus perekrutan.