Pemerintah Diminta Selesaikan Akar Masalah Intoleransi di Masyarakat

by VOICEIndonesia.co
0 comment

Jakarta,akuupdate.com – Baitul Muslimin Cabang Jakarta Timur mengapresiasi beberapa kebijakan pemerintah provinsi DKI Jakarta yang turut serta memajukan islam di Indonesia khususnya di Jakarta. Salah satu bentuk dukungannya adalah mendirikan Masjid Hasyim As’ari, tentunya penetapan nama tersebut bukan tanpa alasan, dikarenakan KH. Hasyim As’ari dalam perjuangannya menyebarkan nilai – nilai Islam dan ke Indonesiaan yang sesuai dengan Islam Rahmatan Lil Alamin.

Mohamad Firrdaus, Ketua Baitul Muslimin Cabang Jakarta Timur mengungkapkan kehadiran masjid Hasil As’ari harus dioptimalkan tidak hanya untuk sarana ibadah tapi juga sarana mempererat tali silaturahmi antar umat.

Baitul Muslimin kata Firdaus meminta dengan segera kepada Pemerintah khususnya Pemprov DKI Jakarta agar mengembalikan fungsi rumah ibadah dalam hal ini masjid bahwa masjid selain tempat beribadah, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw., juga memiliki fungsi sosial.

“Sehingga Masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah yang berdimensi vertikal, semata-mata hubungannya dengan Tuhan, tetapi juga sejatinya berdimensi horisontal yang tidak melakukan perbuatan yang justru dilarang oleh Islam,”kata Firdaus, Minggu (30/8).

Menurut Firdaus, maraknya intoleransi yang berlatar belakang agama tentu tidak menguntungkan bagi Indonesia, Kepedulian semua pihak menjadi kewajiban, untuk menekan maraknya intoleransi umat beragama yang saat ini meningkat, khususnya tokoh-tokoh agama, dengan memelihara dan mengembangkan ajaran agama dalam rangka meningkatkan kualitas beragama bagi para pemeluknya.

“Selanjutnya peran pemerintah untuk mengintervensi menyelesaikan akar masalah-masalah intoleransi di masyarakat sangat diharapkan,” kata dia.

Menurut Firdaus, masyarakat Indonesia yang majemuk merupakan aset yang tak ternilai yang dimiliki bangsa Indonesia, kerukunan yang sudah ada sejak dulu merupakan keseimbangan dan kohesivitas sosial yang terus dijaga dan dirawat oleh para pendiri bangsa. Peradaban Islam masuk ke tanah Nusantara dengan akulturasi nila-niai budaya dan nilai-nilai islam merupakan contoh besar penerapan kerukunan di tanah Nusantara.

Dalam perkembangannya, pemikir Islam dunia dan Indonesia merumuskan pandangan dalam tiga pendapat yaitu pandangan receptive (menerima sekularisme), kedua pandangan transformatif; yang berusaha mengambil nilai yang maslahat dan membuang yang mufsadah, yang ketiga adalah Konfrontatif. Kebanyakan tokoh-tokoh penyebar Islam di Nusantara mengambil corak transformatif seperti yang dilakukan oleh para Wali Songo.

“Kontestasi tiga pandangan diatas selalu mewarnai dinamika perpolitikan ditanah air dan meningkat tajam pada tahun-tahun politik seperti Pilkada, Pilpres dan Pileg. Pandangan receptive dan konfrontatif sering berbenturan dengan pandangan transformatif. Hal inilah membuat kondisi perpolitikan di Indonesia terlihat memanas pada setiap momentum,” jelas Firdaus.

Dia menilai pendekatan budaya atas penerapan nilai-nilai Islam kedalam budaya Nusantara membentuk pola kultural Islam Nusantara yang tentu berbeda dengan bentuk budaya Islam di timur tengah dan wilayah-wilayah lainnya.

Indonesia lanjut Firdaus sudah sejak lama dan terbiasa dengan kerukunan, maka keberagaman adalah keniscayaan bagi Indonesia yang mempunyai landasan Pancasila. dalam fakta sejarah, dengan komitmen memegang teguh nilai-nilai keberagaman, para pendiri bangsa ini mampu merumuskan dasar negara yang kemudian menjadi falsafah hidup bagi masyarakat Indonesia yaitu Pancasila. juga dalam pandangan islam, sikap menghargai dan toleransi kepada pemeluk agama lain (pluralitas) mutlak untuk di jalankan. “Hal ini menunjukkan, dalam agama tidak ada pertentangan untuk menghargai perbedaan,” ujarnya.

Baitul Muslimin Jakarta Timur menilai bahwa Islam merupakan agama yang universal. Misinya tak lain ‘rahmatan lil ‘alamiin,’ rahmat bagi sekalian alam, dengan tidak membedakan kelompok, suku, golongan atau bangsa.

Kedua, Penyebaran Islam di Indonesia merupakan wajah Islam yang tumbuh di Nusantara. Islam Nusantara sebenarnya datang bukan untuk mengubah doktrin Islam yang dibawa oleh Nabi, tetapi ia hanya ingin mencari cara bagaimana melabuhkan Islam dengan konteks budaya masyarakat yang beragam sehingga dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.

“Islam Nusantara Yang Berkemajuan untuk Indonesia Raya merupakan upaya memajukan ajaran Islam di Indonesia yang berbasis pada sebuah kesadaran budaya dalam berdakwah sebagaimana para wali songo melakukannya tanpa meninggalkan substansi dari ajaran Islam itu sendiri,” jelas Firdaus.

Baca juga

Leave a Comment

About Voice Indonesia

VOICE Indonesia Merupakan Rumah untuk berkarya, Menyalurkan Bakat, Ide, Beradu Gagasan menyampaikan suara Rakyat dari pelosok Negeri dan Portal berita pertama di Indonesia yang secara khusus mengulas informasi seputar Ketenagakerjaan, Juga menyajikan berita-berita Nasional,Regional dan Global . VOICE Indonesia dedikasikan bukan hanya sekedar portal informasi berita online biasa,Namun lebih dari itu, menjadi media mainstream online pertama di Indonesia,menekankan akurasi berita yang tepat,cepat dan berimbang , cover both side, reading tourism, user friendly, serta riset.

Kontak Voice Indonesia

HOTLINE / WHATSAPP :

Follow Voice Indonesia

Unduh Aplikasi Voice Indonesia