VOICEIndonesia.co, Jakarta – Seorang pekerja migran Indonesia (PMI) di Bahrain diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
Aminah asal Bekasi meminta bantuan kepada pemerintah Indonesia untuk memulangkannya ke kampung halaman.
Selama di Bahrain, Aminah mendapatkan perlakuan yang kasar dari majikannya.
Aminah diketahui diterbangkan oleh sponsor bernama Ani, melalui PT Anugerah Sumber Rezeki.
Baca Juga: Diduga Korban TPPO di Arab Saudi, PMI Asal Karawang Tidak Terima Gaji Selama 22 Bulan
“Nama saya Aminah asal saya dari Bekasi. Sponsor saya bapak haji Marham. Saya dibawa ke PT Anugerah Sumber Rezeki yang memproses saya ibu Ani dan diterbangkan oleh ibu Ani. Sekarang saya berada di Bahrain pak, bapak pemerintah bantu saya saya ingin balik. Saya ga kuat pak kerja disini. Ngurus sepuluh orang pak. Orangnya keras-keras pak,” kata Aminah, dari video berdurasi 2.49 detik yang diterima VOICEIndonesia.co, Rabu,( 04/09/2024).
Sebelumnya, Ani sudah meminta kembali ke Indonesia. Namun majikannya meminta uang ganti rugi.
“Pertama dapat tiga bulan saya minta balik ke agency tidak boleh. Terus dapat 10 bulan saya minta balik ke majikan harus minta ganti rugi. Gantiin uang makan selama saya disini pak. Terus saya tidak diperlakukan dengan baik pak,” lanjut Aminah.
PMI asal Bekasi tersebut juga tidak mendapatkan perlakuan kasar dan intimidasi dari majikan.
Baca Juga: Kemlu Imbau WNI di Jepang Hormati Norma dan Budaya Setempat
“Saya sering dijeguk sama majikan. Terus kemarin saya kena pukul saya kemarin salah ngambil piring terus saya dipukul sama majikan. Terus malemnya saya lagi tidur dibangunin sama kaki di tendang-tendang matanya sambil melotot. Awak saya diteken sama kakinya terus bantal dan selimut saya dilempar-lemparin sama dia pak,” kata Aminah.
Selain itu Aminah juga sering disalahkan oleh majikannya jika ada barang yang rusak.
“Pak saya jujur udah ga kuat kerja disini. Saya pingin balik. Ngebatin pak saya sering dituduh yang nggak-nggak. Apa yang rusak selalu saya yang disalahin. Saya ga merasa ngerusak selalu disalahin. Apa yang ilang barang saya yang dituduh,” ucap Aminah.
Aminah juga menjelaskan bila salah satu anak majikan ada yang mengalami keterbelakangan mental.
“Bantu saya pak, satu anak majikan stres sering ngomel-ngomel dan marah-marah. Kalau kata dia mukul-mukul. Bantu saya pak saya lelah udah nggak sanggup disini. Saya udah capek dengerin majikan debat,” ucap Aminah.
Sampai berita ini dimuat belum ada jawaban dari pihak perusahaan yang diduga melakukan penempatan PMI tersebut.